cheap and buy

cheap cell phones

Sabtu, 21 Februari 2009

mencicil utang : meringankan atau memberatkan

MENCICIL UTANG: MERINGANKAN ATAU MEMBERATKAN?
Budi Frensidy - Staf Pengajar FEUI dan Penulis Buku Matematika Keuangan
Dimuat di Tabloid Bisnis Uang 17 Mei 2006
Masih ingat dengan tulisan saya mengenai kebohongan bank soal tingkat bunga
pinjaman di tabloid ini beberapa minggu lalu? Intinya di tulisan yang lalu, saya
mengingatkan para pembaca untuk berhati-hati kalau mengambil alternatif pelunasan
pinjaman dari bank dengan cicilan. Jangan percaya begitu saja kalau bank mengatakan
tingkat bunganya adalah sekian persen, karena yang disebutkan itu belum tentu tingkat
bunga sebenarnya. Istilah keuangannya, yang disampaikan kepada kita adalah tingkat
bunga flat, sementara yang kita bayarkan adalah tingkat bunga efektif. Pintarnya bank,
kata flat (dan juga kata efektif) disembunyikan untuk memberi kesan hanya ada satu
macam tingkat bunga; dan bodohnya sebagian masyarakat adalah menerima dan
percaya begitu saja apa yang disampaikan bank.
Pada bagian akhir tulisan yang lalu, saya mengupas bagaimana menghitung
tingkat bunga efektif untuk satu kasus pembelian barang secara kredit. Dalam contoh
itu, kita mendapatkan kalau tingkat bunga efektif untuk TV berharga tunai Rp
4.000.000 yang dibeli secara kredit dengan uang muka 20% dan 8 cicilan bulanan Rp
500.000 mulai bulan depan adalah 5,24% per bulan. Saya juga menyebutkan kalau
tingkat bunga efektif menjadi lebih besar lagi jika cicilan pertama harus dilakukan pada
saat pembayaran uang muka atau jika untuk pembelian tunai diberikan diskon khusus.
Berikut penjelasannya.
Jika Cicilan Pertama Dibayar Bersamaan dengan Uang Muka
Apa sih perbedaannya buat pembeli barang (TV) antara cicilan pertama mulai
bulan depan atau satu periode lagi dengan cicilan pertama pada hari ini atau dibayarkan
bersamaan dengan uang muka? Kalau berbeda, tingkat bunga efektif per bulan menjadi
berapa yach?
Kalau kita teliti, kita akan mudah melihat kalau kedua metode angsuran ini
sangat berbeda. Untuk yang mulai bulan depan, kredit akan selesai dalam 8 bulan.
Sedangkan untuk yang cicilan pertamanya bersamaan dengan uang muka atau pada hari
transaksi (atau sering disebut mulai hari ini), kredit lunas dalam 7 bulan; karena
angsuran kedua adalah satu bulan lagi (bulan depan) dan angsuran ke-delapan menjadi
tujuh bulan lagi. Jika metode pertama mensyaratkan pembeli kredit menyiapkan uang
muka hanya Rp 800.000 (20% x Rp 4.000.000), metode kedua memerlukan total uang
muka sebesar Rp 1.300.000 yaitu uang muka sebesar Rp 800.000 plus cicilan pertama
sebesar Rp 500.000. Akibatnya, besar kredit untuk metode pertama adalah Rp
3.200.000 (Rp 4.000.000 – Rp 800.000); sedangkan utang untuk metode kedua adalah
Rp 2.700.000 (Rp 4.000.000 – Rp 1.300.000).
Kesimpulannya, cicilan pertama yang dibayar bersamaan dengan uang muka
tidak lain adalah uang muka tambahan; dan metode cicilan kedua dengan pembayaran
pertama pada hari transaksi akan lebih tepat jika dinyatakan sebagai uang muka Rp
1.300.000 dan sisanya dilunasi dengan 7 angsuran bulanan Rp 500.000 mulai bulan
depan. Tawaran ini lebih benar dan lebih fair daripada tawaran 8 angsuran bulanan Rp
500.000 mulai hari ini. Kenapa yang kita temui lebih sering adalah metode kedua?
Jawabannya, inilah akal-akalan toko atau kreditur untuk memberi kesan uang muka
kecil dengan harapan syukur-syukur calon pembeli dapat terkelabui terutama yang
awam soal keuangan.
Untuk menghitung dengan mudah berapa tepatnya tingkat bunga jika cicilan
pertama mulai hari ini, kita dapat menggunakan kalkulator finansial dan komputer
(excel). Dengan kalkulator finansial, kita cukup memasukkan PV (present value = nilai
sekarang atau nilai utang) = 2.700.000, N (jumlah periode pembayaran) = 7, PMT
2
(payment atau besar pembayaran per periode) = – 500.000 untuk mencari i atau 1/Y.
Dengan menggunakan excel, kita cukup mengetikkan ’=rate(7,–500.000,2.700.000)’ ke
dalam salah satu sel. Dalam hitungan detik, kalkulator finansial atau excel akan
memberikan tingkat bunga efektif yang kita cari yaitu 6,94% per bulan. Sekarang
terbukti kan kalau tingkat bunganya lebih tinggi.
Sebenarnya kalkulator finansial dan excel pun dapat mengenali pembayaran
pertama di muka atau di akhir periode sehingga jumlah periode pembayaran tetap 8
tetapi masing-masing pembayaran adalah di awal periode (awal bulan 1, awal bulan 2,
dan seterusnya). Namun untuk tidak membingungkan pembaca, saya tetap
menggunakan cara yang sama seperti kasus sebelumnya dengan memperlakukan cicilan
pertama sama dengan tambahan uang muka.
Jika Ada Diskon untuk Pembelian Tunai
Selanjutnya, bagaimana kalau ternyata untuk pembelian tunai diberikan diskon
10% seperti yang banyak kita temui sementara pembelian kredit tidak mendapatkan
diskon?
Logikanya, kita bisa mengatakan harga tunai TV sekarang bukan lagi Rp
4.000.000 tetapi menjadi Rp 3.600.000 yaitu Rp 4.000.000 – 10% (Rp 4.000.000)
sementara syarat-syarat untuk pembelian kredit adalah sama yaitu uang muka 20%,
sisanya dilunasi dengan 8 cicilan bulanan Rp 500.000 mulai hari ini. Dengan demikian,
total utang untuk pembelian kredit adalah hanya sebesar Rp 3.600.000 – Rp 1.300.000
atau Rp 2.300.000. Utang sebesar ini harus dilunasi dengan 7 angsuran bulanan Rp
500.000. Dengan kalkulator finansial atau excel, kita akan mendapatkan tingkat bunga
efektif adalah 11,75% per bulan. Dengan bunga setinggi itu, Anda masih berminat
membeli TV secara kredit? Terserah Anda, kalau saya sih tidak akan pernah bersedia
membayar bunga setinggi itu untuk keperluan apapun apalagi keperluan konsumtif.
Melunasi Utang dengan Mengangsur atau Sekaligus
Untuk melengkapi pemahaman Anda tentang tingkat bunga efektif, saya akan
memberikan satu contoh aktual dan sederhana yang sekaligus dapat menjawab judul
tulisan ini (Mencicil Utang: Meringankan atau Memberatkan?). Misalkan sebuah bank
perkreditan rakyat baru saja menyetujui permohonan kredit Anda sebesar Rp 10 juta
untuk renovasi rumah. BPR itu menawarkan Anda dua alternatif pelunasan utang yaitu
mengangsur Rp 1 juta setiap bulan selama 12 bulan mulai satu bulan lagi atau
membayar sekaligus Rp 12 juta tepat satu tahun lagi? Alternatif manakah yang
mestinya Anda pilih jika menggunakan kaca mata matematika keuangan?
Kecuali perbedaan yang satu dicicil dan yang satunya lagi sekaligus, kedua
alternatif itu sepintas sama ringan dan beratnya karena besarnya uang yang harus
dibayarkan adalah sama yaitu Rp 12 juta dan waktu selesainya juga sama yaitu satu
tahun lagi. Besar jumlah bunga yang dibayarkan juga sama yaitu sebesar Rp 2 juta (Rp
12 juta – Rp 10 juta) atau 20%. Apakah ini juga berarti tingkat bunga untuk kedua
alternatif itu sama besar?
Tidak sedikit atau tepatnya lebih banyak orang yang memilih alternatif
pelunasan dengan mengangsur termasuk mereka yang pernah belajar akuntansi dan
keuangan. Ketika ditanyakan alasannya, mereka yang memilih mengangsur
mengatakan kalau bayar sekaligus di belakang terasa berat atau khawatir uangnya tidak
terkumpul. Ada juga yang mengatakan mengangsur relatif lebih meringankan dan lebih
pasti terbayar karena besar cicilan yang Rp 1 juta itu masih dalam batas kemampuan
keuangan mereka sedangkan Rp 12 juta sekaligus diluar jangkauan mereka dan mereka
tidak yakin bisa disiplin dalam menyiapkan uang sebesar itu. Jawaban-jawaban yang
masuk akal bukan?
3
Masalahnya dalam ilmu keuangan, alasan yang digunakan harus ada dasar
hitungannya, dan tidak boleh hanya karena lebih suka atau terasa lebih ringan atau lebih
pasti atau lebih yakin. Keputusan harus didasarkan pada hasil hitungan kalkulator.
Kalau ternyata kalkulator atau komputer mengatakan alternatif membayar sekaligus
adalah yang sebaiknya dipilih karena tingkat bunganya lebih rendah maka alternatif
itulah yang mestinya dipilih dan besar cicilan yang tadinya dibayarkan ke toko atau
kreditur setiap bulannya dapat saja, sebagai penggantinya, disetorkan ke rekening
tabungan pembeli. Ini dianjurkan terutama untuk mereka yang lebih suka mengangsur
atau merasa lebih ringan mengangsur atau yang tidak bisa mendisiplinkan diri untuk
menyiapkan dana pelunasan.
Baiklah sekarang kita coba menghitung tingkat bunga efektif masing-masing.
Untuk pembayaran sekaligus Rp 12 juta satu tahun lagi, tingkat bunga jelas dan pasti
serta hanya ada satu macam yaitu tingkat bunga sebesar 20%. Tingkat bunga ini adalah
tingkat bunga sebenarnya atau tingkat bunga efektif karena utang Rp 10 juta bayar Rp
12 juta dalam 1 tahun sehingga bunga adalah Rp 2 juta/Rp 10 juta yaitu 20% p.a. Untuk
alternatif pelunasan dengan mengangsur, jika dikatakan tingkat bunga sebesar 20% p.a.
juga benar karena besar jumlah uang yang dibayarkan untuk bunga juga Rp 2 juta dari
total utang Rp 10 juta. Masalahnya periode pembayarannya lebih cepat yaitu mulai
bulan depan kemudian satu bulan berikutnya dan seterusnya. Dari sisi ilmu keuangan,
keharusan mulai membayar satu bulan lagi dan setiap bulan hingga lunas mestinya
dirasakan lebih memberatkan. Karenanya, jika kita menghitung tingkat bunga efektif
alternatif mengangsur ini, kita akan memperoleh tingkat bunga efektif yang lebih besar
yaitu sekitar 2,92% per bulan atau 35,07% p.a. Sekarang terbukti sudah kalau yang
awalnya dipersepsikan lebih ringan justru malah memberatkan. Darimana kita
mendapatkan 2,92% per bulan adalah dengan memasukkan PV = 10 juta, N = 12, dan
PMT = –1 juta kemudian tekan tombol hitung i (atau CPT 1/Y) kalau menggunakan
kalkulator finansial atau memasukkan ’=rate(12,-1.000.000,10.000.000)’ ke dalam
salah satu sel dalam excel sheet kemudian tekan tombol enter.
Pengalaman saya dalam menjelaskan kasus ini dalam beberapa kelas dan
presentasi yang saya berikan adalah ada saja peserta yang masih tidak dapat menerima
logika keuangan ini. Mereka belum dapat mengerti mengapa alternatif mencicil malah
lebih tinggi tingkat bunganya alias lebih memberatkan. Kepada mereka ini, saya balik
bertanya, ”Kalau Bapak menabung sebesar Rp 1 juta setiap bulan selama 12 bulan,
apakah uang Bapak akan menjadi Rp 12 juta atau lebih besar daripada Rp 12 juta.
Semua tentunya sepakat kalau jumlah tabungan akan menjadi lebih besar dari Rp 12
juta. Nah kalau begitu, kata saya selanjutnya, apakah Bapak tidak sebaiknya mengambil
alternatif pelunasan sekaligus dan uang Bapak yang tadinya digunakan untuk melunasi
utang sekarang dimasukkan dalam tabungan. Setelah 12 bulan, tabungan Bapak
menjadi lebih besar dari Rp 12 juta tapi Bapak cukup mengambil sebesar Rp 12 juta
untuk melunasi utang Bapak, sisanya masih menjadi milik Bapak. Dengan kata lain,
membayar Rp 1 juta setiap bulan kalau dihitung nilainya satu tahun lagi adalah lebih
besar dari Rp 12 juta sehingga dua pilihan pelunasan yang ditawarkan di atas bisa
disederhanakan menjadi mengangsur Rp 1 juta setiap bulan yang nilainya menjadi lebih
dari Rp 12 juta setahun lagi atau membayar Rp 12 juta setahun lagi. Lebih jelas kan
sekarang, mana yang lebih meringankan?” Bapak yang bertanya tadi tampak
mengangguk-angguk. Semoga penjelasan saya tidak membuatnya tambah bingung.
Dibandingkan pelunasan utang sekaligus di akhir periode, pelunasan dengan
cicilan ternyata lebih memberatkan karena tingkat bunga efektifnya lebih tinggi.
Depok, 12 April 2006
DARI SITUS :

Luciana Spica Almilia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar